Lawan Covid-19 Sejak 5 Tahun Yang Lalu


Bill Gates sudah memperingatkan sejak 5 tahun lalu. Tepatnya di TED. Dia memaparkan semua hal tentang virus yang akan menyebar cepat di masa depan. Menyebar lebih cepat dibanding kecepatan mallware atau virus windows.

Sayangnya, dunia tidak mendengarkan perkataan Bill Gates.

Semua yang diperingatkan Bill Gates sudah bisa dilihat sekarang. Terjadi wabah virus yang menyebar sangat cepat ke seluruh penjuru dunia. Semua orang diseluruh dunia belum siap dengan pandemic virus ini.

Software antivirus apapun tidak bisa menyembuhkan virus yang menyerang manusia.

Bicara tentang virus kebetulan beberapa tahun belakangan Microsoft menyempurnakan Windows Defender. Layaknya antibodi manusia Windows Defender di jaman Windows 10 mampu menangkal virus-virus yang memasuki sistem dengan sangat baik. Jauh lebih baik ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Untuk mendapat antibodi yang maksimal kita tentu perlu asupan energi setiap hari, begitu juga dengan Windows Defender yang update-nya setiap hari lewat Windows Update.

Sampai saat ini tidak ada software antivirus apapun di Windows 10 saya. Meski sejauh ini belum ada virus yang masuk saya tetap was-was karena saya tahu tidak ada antibodi yang sempurna.

Tidak lama setelah wabah covid-19 menyebar ke Eropa. Bill Gates tiba-tiba mengumumkan keluar dari dewan direksi Microsoft dan lebih berfokus ke yayasan amal Bill & Melinda Gates Foundation. Tidak tanggung-tanggung dana yang dikeluarkan yayasan ini demi melawan covid-19 mampu membeli satu pulau.

Terlepas dari peringatan Bill Gates itu coba kita lihat sebaran awal covid-19 sampai sekarang. Kasus pertama Covid-19 terdengar menjelang akhir tahun Desember 2019 di Wuhan daerah Hubei, tempat dengan salah satu pusat penelitian vaksin terbaik di China.

Mengutip Daily Mail, orang pertama yang dinyatakan terdiagnosis virus Covid-19 adalah seorang Ibu berusia 57 tahun yang berjualan dipasar dan tinggal tidak jauh dari tempat tersebut.

Mengutip South China Morning Post, pasien pertama yang teridentifikasi covid-19 merupakan seorang perempuan berusia 55 tahun asal wuhan, provinsi Hubei pada November 2019.

Kenapa dokter di Wuhan tahu itu covid-19 ?

Menurut Daily Mail, awalnya si Ibu datang ke Klinik Kesehatan dengan gejala flu biasa, demam, batuk, dan sesak napas. Lalu diberi obat untuk meringankan gejala. Tetapi obat tersebut tidak berhasil. Selang beberapa hari dia dilarikan ke rumah sakit dan setelah dilakukan pemeriksaan penunjang dokter menyebut dia terkena penyakit paru.

Sebelum si Ibu sudah ada kasus pasien lain dengan diagnosis Pneumonia, mereka kebanyakan adalah pedagang dan pembeli dipasar yang sama. Hal ini membuat kecurigaan dan penyelidikan segera dilakukan pada Januari 2020.

Tidak berselang lama penyebab penyakit pernapasan itu ditemukan. Namanya dikenal dengan SARS-CoV-2. Virus ini di gadang-gadang dekat kaitannya dengan virus SARS dan MERS, virus keluarga Coronaviridae ini kabarnya bersarang dalam organ paru-paru kelelawar. Semenjak itu nama singkatan covid-19 (corona virus disease 2019) tersiar ke seluruh dunia.

Berselang beberapa minggu seluruh China gempar dengan sebaran covid-19  yang sangat cepat. Perlu kesigapan dan solusi yang cepat untuk menangkalnya. Pemerintah disana langsung mengupayakan Lockdown daerah-daerah yang banyak terimbas covid-19. Dokter-dokter dari penjuru negeri dikirim untuk menangani pasien yang membludak di rumah sakit.

Ekonomi negara China sejenak berjalan lambat tetapi nyawa-nyawa yang akan melayang dapat diselamatkan lebih banyak. Sudah 2 bulan berlalu dari lockdown dan kabarnya Wuhan kembali dibuka. Penduduk Wuhan sudah bisa beraktifitas diluar rumah tetapi harus tetap memakai masker hidung dan mulut. Setelahnya mungkin daerah-daerah China lain yang akan dibuka kembali dari lockdown.

Semua kejadian covid-19 yang telah dialami China sekarang dialami Amerika, negara-negara Eropa dan negara lainnya. Negara Italia sekarang memegang rekor kematian terbanyak dan Amerika yang sudah menyusul China dengan kasus positif terbanyak. Setidaknya sampai saat ini 28 Maret 2020.

Dalam wawancara Bill Gates kepada TED, mengatakan bahwa cara terbaik untuk mengurangi perluasan covid-19 saat ini adalah dengan meng-shutdown suatu daerah dalam beberapa minggu. Jika hal ini dilakukan maka angka penularan dan kematian dapat turun signifikan. Dia menambahkan lebih baik sebuah negara kehilangan banyak kerugian finansial tetapi dapat menekan jumlah kematian, dibanding kehilangan banyak penduduk yang akan berdampak buruk di masa depan kepada finansial suatu negara.

Bill Gates benar-benar tukang prediksi yang sangat hebat. Saya tidak heran dia bisa menyebarkan Windows ke suluruh penjuru bumi dan menjadi Top lima orang terkaya di dunia selama bertahun-tahun.

Saya mngingat-ingat perkataan Bill Gates kala di CNN 1 hari yang lalu dan wawancara-nya di TED 2 hari yang lalu akan dahsyat-nya pandemik covid-19. Dia mengatakan hal yang sama "Apabila suatu daerah tidak segera melakukan shutdown (lockdown) maka mimpi buruk akan segera terjadi malam hari sampai keesokannya". Sementara belum ada obat dan vaksinnya bagi saya perkataan Bill Gates ada benarnya juga. Memutus rantai virus ini perlu kesigapan dari semua orang, kesadaran yang tinggi terhadap kebersihan dan kesehatan merupakan kunci utamanya.

Beberapa hari yang lalu India sudah melakukan kebijakan Lockdown. Menurut saya ini keputusan yang sangat bijak dari Narendra Modi. Meskipun saya kesal terhadap UU-anti muslim nya. Negara-negara dengan jumlah populasi yang tinggi dan rentan terhadap penyakit harus dengan cepat melakukan kebijakan itu, jika tidak mungkin saja berdampak buruk kehilangan ribuan nyawa atau bahkan bisa lebih buruk. Kehilangan milyaran juta dollar dari pendapatan negara.

Sejenak saya berpikir, bagaimana kalau dilakukan di Indonesia? Apa dampaknya untuk hari ini dan besok ?

Apakah pemimpin-pemimpin kita berani mengambil keputusan ?

Apa mungkin Indonesia akan menyusul Amerika dan Italia satu minggu ke depan ?

Semoga saja vaksin-nya berhasil dibuat.

Komentar